
CAKRA³.COM, TANGERANG – Setengah berlari Almayradinka Btari Embun bergegas ke kandang kelinci. Dengan beberapa potongan wortel, sayuran dan biji kuaci, siswa kelas 4 Sekolah Dasar Dewi Kunti Tigaraksa Kabupaten Tangerang itu memberi makan hewan yang lucu menggemaskan.
“Aku paling suka kelinci, tapi sayang tidak bisa digendong-gendong. Hanya bisa dilihat dan dipegang dari balik dalam kandang saja,”katanya berkomentar.
Jauh-jauh dari Tigaraksa, Embun sapaan akrab gadis 9 tahun itu menikmati libur akhir pekan ke Jasmine Park, Cisauk bersama kedua orangtuanya, Cipta dan Rahayu. Meski satu wilayah Kabupaten Tangerang namun lokasi Tigaraksa ke Cisauk itu lumayan jauh dengan jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan melewati tol Kebon Nanas.
Di mini farm, Embun juga bisa memberi makan hewan-hewan koleksi Jasmine Park. Berbekal sayuran sawi hijau, wortel dan kuaci dalam wadah gelas plastik dengan donasi Rp 10 ribu per pengunjung, Embun pun berpindah-pindah memberi pakan hewan dari kandang ke kandang di area mini farm.
Hewan-hewan itu jinak dan sangat menyenangkan didatangi pengunjung. Bahkan ke kandang rusa, Embun dan kawan-kawan bisa berinteraksi dengan beberapa ekor rusa dengan suka cita.
Di kandang rusa, pengunjung dilarang mengejar binatang itu, petugas yang memandu pun tak segan mengingatkan pengunjung yang berlarian di dalam kandang rusa itu.
Pengunjung lain Pharas Fachira juga menikmati fam park seraya bercengkerama dengan hewan-hewan seperti; Landak Afrika, Racoon (Rakun), Merkat. Hewan-hewan itu tetap berada dalam kandang kawat jeruji yamg tinggi dan luas. Pharas dan dua adiknya yang masih duduk di bangku SD, Danesa dan Fathir terlihat asyik menyodorkan potongan wortel dan sayuran hijau.
Kecuali Merkat yang agak sulit mendekat, Landak Afrika itu dengan lahap menyantap sayuran hijau. Demikian pula Rakun Creamino bulunya berwarna cream dan Rakun berwarna bulu coklat kehitaman dengan bulu hitam pada bagian mata seperti memakai topeng menjadi daya tarik pengunjung. Adalagi iguana hijau begelayutan di jeruji kandang sambil menyantap sawi.

Penanggungjawab Jasmine Park Ronald Ernaldo mengatakan
kunjungan biasanya meningkat seiring dimulainya liburan sekolah. Tapi peningkatan jumlah pengunjung sudah mulai terasa setiap akhir pekan.
Roland mengatakan optimis jumlah pengunjung meningkat pada akhir pekan. (weekend). Menurutnya segmentasi pengunjung adalah keluarga dengan membawa anak-anak.
Makanya Jasmine Park juga menyediakan pemandu sehingga pengunjung teredukasi dengan penjelasan asal usul hewan dan habitatnya. Meski demikian di setiap kandang ada narasi yang memuat nama hewan berikut nama latin, habitat dan jenisnya dan informasi tentang si binatang itu. Contohnya; Tupai Tiga Warna yang bernama ilmiah Prevostii itu diambil dari nama sejarawan alam asal Prancis bernama Leonard Emile Prevost. Hewan ini biasa hidup di hutan hujan dan hutan terbuka Asia Tenggara.
Koleksi mini zoo Jasmine Park yang unik adalah hewan bernama Prairedog. Hewan ini merupakan mamalia dari habitat aslinya hidup di padang rumput Amerika Utara. Hewan yang bersuara mirip gonggongan anjing ini adalah pemakan kuaci, rumput dan pelet.
Roland menyebut ada sekitar 20 jenis hewan dengan jumlah koleksi ratusan ekor. “Belum genap mencapai dua ratus ekor. Tapi ini akan ditambah karena sedang disiapkan kandangnya seperti kuda poni, kapibara dan hewan unik lainnya,” kata Roland.
Saat ini koleksi hewan menarik yang ada selain jenis mamalia, melata ada burung Merak, burung unta, rusa dan berbagai burung nuri. Sayangnya saat Tempo berkunjung ke Jasmine Park, burung Merak sedang tidak mengibarkan bulu ekornya yang cantik.
Rupanya burung Merak akan unjuk kebolehan membentangkan ekornya yang cantik dengan warna-warna menjuntai pada jam-jam tertentu pukul 06.00 pagi dan 18.00 WIB saja.

Akses Jalan
Menuju Jasmine Park di Cisauk ini tidak terlalu sulit berbekal panduan peta. Meskipun tempat tersembunyi dengan masuk gang, Lokasi mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum.
Tempo menempuh perjalanan dari Tigaraksa masuk jalan tol Jakarta-Merak melalui Gerbang Tol Balaraja Timur. Lalu keluar GT Kebon Nanas menyusuri jalan Raya Serpong masuk BSD City lalu masuk ke Jalan Raya Cisauk. Setelah menemukan pertigaan belok kiri ke arah dalam sepanjang 20 meter jalan beton. Tidak ada petunjuk arah kecuali lorong gang dengan kanan dan kiri berdiri pagar durakon dicat biru kehijauan, yang cukup dilewati satu kendaraan menuju halaman parkir yang luas persis menghampar di depan gerbang bertuliskan Farm in the City, Jasmin Park.
Jika Anda menumpang kereta, maka direkomendasikan turun di Stasiun Cisauk dan menempuh perjalanan dengan ojek online sekitar 10 menit. Ke Jasmine Park tidak ada angkutan umum yang persis ke depan lokasi.

Penyajian Layanan Makanan Lambat
Konsep Jasmine Park adalah wisata keluarga dan edukasi. Pemilik destinasi wisata di bilangan Cisauk Kabupaten Tangerang ini memanfaatkan lahan tidur seluas 5.000 meter untuk dibangun cafe, taman dan peternakan mini dengan mengedepankan wisata alam.
Begitu memasuki gerbang pengunjung akan diperiksa barang bawaan. Makanan dan minuman dikeluarkan dari tas, karena Jasmine Park melarang pengunjung membawa bekal dari luar.
Pengunjung tanpa tiket berjalan di atas jembatan, yang di bawahnya merupakan mini zoo. Pada ujung jembatan yang instagramable itu ada dua arah turun ke kanan menuju mini zoo adapun turun lurus ke bawah langsung menuju kafe.
Di sini banyak jenis makanan tertera dalam buku menu, seperti nasi liwet, nasi ayam dan makanan lain serta kudapan seperti donat dan bergerak dan kentang goreng serta berbagai jenis minuman segar dan kopi.
Seorang pengunjung bernama Hardo menyatakan konsep mini zoo cukup menarik untuk mengobati rasa penasaran anak-anak tentang hewan-hewan. Dan memberikan edukasi dan pengalaman baru bagi anak-anak yang sedang liburan sekolah.
Soal kebersihan Jasmine Park terlihat bersih dan nyaman untuk dikunjungi. Ada deretan bangku-bangku sepanjang bibir danau bekas galian pasir. Pengunjung bisa menikmati kopi dari pinggiran danau atau di lantai dua persis di ujung danau sembari menyeruput kopi dengan tiupan angin sepoi-sepoi.
JOURNALIST KAFKA