Senin, Desember 15, 2025

Share

Pemkot Tangerang Gelar Festival Pintu Air 10, Angkat Sejarah dan Warisan Budaya Sungai Cisadane

Pembukaan Festival Pintu Air 10 di  Taman Eco Park, Kamis, 6 November 2025. Foto : Istimewa

CAKRA³.COM, KOTA TANGERANG – Untuk pertama kalinya, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar Festival Pintu Air 10, sebuah perhelatan budaya yang mengangkat nilai sejarah dan warisan budaya Sungai Cisadane.

Acara resmi dibuka oleh Wali Kota Tangerang Sachrudin bersama Wakil Wali Kota Maryono dan jajaran Forkopimda di Taman Eco Park, Kamis (6/11/2025). Festival ini digelar selama tiga hari, mulai 6 hingga 8 November 2025, dengan berbagai kegiatan seni, budaya, hingga bazar UMKM.

Baca Juga : Suara Biduan Lilis Suryani Lewat Tembang Nonton Peh Cun Mewarnai Lomba Perahu Naga

Dalam sambutannya, Wali Kota Sachrudin mengatakan bahwa Festival Pintu Air 10 bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga bentuk pelestarian nilai sejarah dan budaya Kota Tangerang yang erat kaitannya dengan Sungai Cisadane.

“Pintu Air 10 memiliki nilai historis yang sangat penting. Selain menjadi infrastruktur irigasi di masa kolonial Belanda, bendungan ini kini menjadi simbol pengelolaan sumber daya air di wilayah kita,” ujar Sachrudin.

Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat, karena melibatkan komunitas, budayawan, dan pelaku UMKM lokal. “Melalui festival ini, kita bisa menggerakkan ekonomi kreatif sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Tangerang, Boyke Urif Hermawan, menjelaskan bahwa festival ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ratusan peserta ambil bagian dalam berbagai lomba seperti marawis, silat tradisi, modern dance, hingga olah vokal grup.

Baca Juga : Libur Akhir Pekan ke Jasmine Park, Bercengkerama dengan Rakun dan Rusa

“Antusiasme warga luar biasa. Kami ingin memberikan ruang bagi potensi seni budaya yang belum sempat terwadahi di ajang resmi pelajar,” ujar Boyke.

Selain kompetisi, festival ini juga menyuguhkan pertunjukan seni dan budaya seperti barongsai, tari kreasi, dan bazar UMKM serta pasar sembako murah yang ramai dikunjungi masyarakat.

Boyke menambahkan, Festival Pintu Air 10 juga menjadi sarana edukasi sejarah. “Bendungan Pintu Air 10 sudah berdiri sejak masa kolonial dan masih berfungsi mengatur aliran Sungai Cisadane hingga kini. Lewat festival ini, kami ingin masyarakat mengenal lebih dalam sejarah dan identitas kotanya,” tutupnya. (*)

Berita lainnya..

Berita terpopuler